top of page

Memperkuat Ketahanan Iklim: Peran Strategis Early Warning System

Perubahan iklim kini menjadi tantangan global yang tak bisa dihindari. Suhu bumi meningkat, pola hujan berubah, dan kejadian cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Dampaknya terasa di berbagai sektor, mulai dari pertanian, kesehatan, hingga perekonomian nasional.
Sumber: Tirto.id

Perubahan iklim kini menjadi tantangan global yang tidak bisa dihindari. Suhu bumi meningkat, pola hujan berubah, dan kejadian cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Dampaknya terasa di berbagai sektor, mulai dari pertanian, kesehatan, hingga perekonomian nasional. Dalam menghadapi situasi ini, peran Early Warning System (EWS) menjadi sangat penting untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.


EWS bukan hanya teknologi pendeteksi bencana, tetapi juga alat strategis untuk membantu masyarakat beradaptasi terhadap perubahan iklim. Dengan informasi yang cepat, akurat, dan dapat diandalkan, EWS memberi kesempatan untuk bertindak sebelum bencana terjadi.


Hubungan antara Perubahan Iklim dan Bencana

  1. Pola Cuaca Ekstrem yang Semakin Sering Terjadi

Kita semua mungkin sudah merasakan cuaca kini yang sangat sulit diprediksi. Perubahan iklim membuat musim kemarau lebih panjang di beberapa wilayah, sementara di daerah lain, musim hujan datang dengan curah hujan yang ekstrem.


  1. Dampak Perubahan Iklim terhadap Frekuensi Bencana

Banjir, kekeringan, badai tropis, dan kebakaran hutan menjadi lebih sering terjadi. BMKG mencatat bahwa intensitas hujan ekstrem di Indonesia meningkat dalam 30 tahun terakhir. Ini berarti risiko bencana hidrometeorologi juga ikut naik.


  1. Kerugian Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Kerugian akibat bencana tidak hanya berupa kerusakan fisik. Kehilangan mata pencaharian, gangguan kesehatan, dan kerusakan ekosistem adalah konsekuensi yang sering kali berlangsung dalam jangka panjang.


Peran Early Warning System (EWS) sebagai Alat Adaptasi Strategis

Early warning system merupakan sistem peringatan dini yang memantau potensi terjadinya bencana alam salah satunya adalah tanah longsor. Melalui sensor pengukuran curah hujan, kelembapan tanah, dan pergeseran tanah, data dapat dianalisis secara akurat dan real-time untuk mengukur tingkat risiko. Ketika indikator menunjukkan kondisi kritis, sistem mengirimkan peringatan kepada masyarakat dan pihak berwenang agar langkah mitigasi dan evakuasi dapat dilakukan lebih cepat.


Komponen EWS longsor meliputi sensor curah hujan untuk mengukur intensitas hujan, sensor kelembapan tanah untuk mendeteksi kejenuhan air, serta alat seperti inclinometer dan tiltmeter untuk mengukur pergeseran dan kemiringan tanah. Semua data dikirim ke pusat pemantauan melalui unit komunikasi yang terhubung. Dengan pemantauan berkelanjutan, EWS longsor membantu mendeteksi pergerakan tanah sebelum bencana terjadi, sehingga meminimalkan risiko korban jiwa.


Tilt sensor untuk mengukur kemiringan tanah
Sumber: Pribadi

Studi Kasus: Penerapan Landslide Early Warning System di Banyumas

Penerapan Landslide Early Warning System oleh tim Mertani di Banyumas pada 31 Juli sampai 3 Agustus 2025 merupakan langkah nyata dalam mitigasi bencana tanah longsor. Tim memasang empat perangkat EWS yang meliputi sensor curah hujan, kelembapan tanah, dan tilt sensor di empat lokasi rawan.


Pemasangan Landslide Early Warning System yang dilakukan oleh tim Mertani bertujuan untuk mengantisipasi bencana tanah longsor. Dampak dari longsor ini sangat merugikan. Tanpa sistem ini, risiko kerugian material, kerusakan infrastruktur, hingga korban jiwa akan meningkat karena masyarakat tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan langkah pencegahan.


Manfaat Landslide Early Warning System

  1. Peringatan Dini yang Tepat Waktu

    EWS longsor memberikan informasi sebelum bencana terjadi, sehingga masyarakat memiliki waktu untuk evakuasi atau mengamankan barang berharga. Peringatan dini ini mengurangi risiko korban jiwa dan meminimalkan kerugian fisik akibat longsor yang datang tiba-tiba.


  2. Pemantauan Kondisi Lereng Secara Real-Time

    Dengan sensor curah hujan, kelembapan tanah, dan pergeseran lereng, EWS memungkinkan pemantauan terus-menerus. Data real-time membantu mendeteksi tanda-tanda awal pergerakan tanah, sehingga potensi longsor dapat diidentifikasi lebih cepat dan akurat.


  3. Dukungan untuk Pengambilan Keputusan

    Data yang dihasilkan EWS dapat digunakan oleh pemerintah, BPBD, dan pihak terkait untuk menentukan langkah mitigasi. Misalnya, menutup akses jalan rawan atau mengeluarkan peringatan resmi agar masyarakat lebih siap menghadapi potensi bencana.


  4. Meningkatkan Kesadaran dan Kesiapsiagaan Masyarakat

    EWS tidak hanya memberi peringatan, tetapi juga meningkatkan literasi masyarakat tentang risiko longsor. Edukasi ini membuat warga lebih tanggap, memahami tanda- tanda awal longsor, dan tahu langkah yang harus dilakukan saat peringatan diberikan.


  5. Mengurangi Kerugian Ekonomi dan Infrastruktur

    Dengan adanya informasi dini, pemerintah dan masyarakat dapat melindungi aset penting seperti rumah, jembatan, dan fasilitas umum. Upaya ini membantu menekan biaya perbaikan pascabencana dan mempertahankan kelancaran aktivitas ekonomi daerah terdampak.


Dukungan dari Instansi Terkait

BMKG, Kementan, dan ESDM memiliki peran strategis dalam penerapan Early Warning System. BMKG fokus pada pengumpulan data cuaca, pemantauan iklim, dan penyebaran informasi peringatan dini. Kementan memanfaatkan EWS untuk memantau potensi kekeringan dan serangan hama, membantu petani mengatur pola tanam. Sementara itu, ESDM memantau kondisi geologi guna mendukung mitigasi bencana terkait sumber daya energi.


Kolaborasi menjadi kunci ketahanan iklim. Integrasi data dari BMKG, Kementan, dan ESDM membuat informasi yang disebarkan lebih akurat dan relevan bagi masyarakat. Sinergi ini memungkinkan peringatan dini menjangkau lebih luas, memudahkan koordinasi penanggulangan bencana, dan memperkuat adaptasi terhadap perubahan iklim. Dengan sistem yang terhubung, potensi kerugian akibat bencana dapat ditekan secara signifikan.


Pemasangan landslide early warning system yang di lakukan oleh tim Mertani bertujuan untuk mengantisipasi bencana tanah longsor.
Sumber: Pribadi

Perubahan iklim telah meningkatkan risiko bencana di Indonesia. Peran Early Warning System menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan iklim, baik melalui teknologi, koordinasi antarinstansi, maupun kesiapsiagaan masyarakat. Dukungan dari BMKG, Kementan, dan ESDM menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci. Ke depan, tantangan yang ada harus dijawab dengan inovasi, edukasi, dan kebijakan yang berpihak pada keselamatan masyarakat. Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of Things (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:


Website: mertani.co.id 

Linkedin : PT Mertani


Sumber:


Comentarios


WhatsApp

Contact Us

Get special offers tailored to your needs!
  • YouTube
  • LinkedIn
  • Instagram
  • White Facebook Icon

Sleman, Yogyakarta 55286​

(0274) 2888 087

contact@mertani.co.id

+62 851-7337-3817 (Puspa)

© 2018 by PT Merapi Tani Instrumen

Thanks for submitting!

bottom of page