Melalui teknologi yang terus berkembang saat ini, kita bisa mulai menjadi petani mandiri yang memanfaatkan lahan di area sekitar. Lahan yang diperlukan untuk memulai bercocok tanam tidak harus luas, karena saat ini kita telah mengenal konsep urban farming. Urban farming atau kegiatan pertanian metropolitan adalah kegiatan bercocok tanam yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dari segi profit maupun di lingkungan.
Kegiatan urban farming bisa kita terapkan apabila kita tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tempat yang memungkinkan untuk memulai urban farming adalah di halaman sekitar rumah, di balkon, pada lahan kosong, taman, atau tempat terbuka lainnya. Keuntungan dari kegiatan urban farming adalah, kita dapat mendukung gaya hidup sehat bagi masyarakat terutama yang berada di sekitar perkotaan, sehingga kita bisa meningkatkan kesejahteraan individu dengan berbagai cara. Kegiatan urban farming di perkotaan dapat membantu memajukan perekonomian lokal dengan munculnya lapangan pekerjaan, meningkatnya pemasukan, dan pertumbuhan usaha kecil.
Petani milenial yang mengembangkan urban farming melalui teknologi pada era saat ini memanfaatkan cara sederhana untuk dapat membudidayakan tanaman. Jenis budidaya tanaman oleh petani milenial yang sering kali digunakan adalah teknik menanam hidroponik, teknik vertikultur, dan aeroponik. Berikut kami jelaskan mengenai teknik dalam budidaya tanaman di halaman dengan lahan sempit yang kami rangkum dari berbagai sumber.
1. Hidroponik
Hidroponik adalah teknik menanam dengan menggunakan nutrisi dan mineral dalam air tanpa menggunakan media tanah. Beberapa tanaman yang dibudidayakan dengan teknik hidroponik adalah sejenis sayuran seperti tomat, selada, terong, dan cabai. Tanaman yang dibudidayakan dengan teknik hidroponik dapat ditumbuhkan secara langsung pada wadah yang berisi air dan nutrisi.
Teknik hidroponik begitu cocok untuk para petani milenial yang ingin mulai bercocok tanam tetapi belum memiliki lahan yang luas. Pada dasarnya, hidroponik dapat diaplikasikan pada lahan yang sempit karena media tanamnya berada di dalam wadah yang bisa disesuaikan dengan luas lahan. Tanaman yang dibudidayakan dengan teknik hidroponik juga harus disesuaikan, dengan cara memilih tanaman yang tidak terlalu besar karena akan memengaruhi hasil panen. Menanam dengan teknik hidroponik dinilai cukup efektif dan efisien terutama bagi yang tidak memiliki lahan luas dan minim air. Panen yang dihasilkan melalui teknik ini lebih melimpah, tetapi biaya yang diperlukan juga cukup mahal.
2. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman melalui instalasi yang dibuat secara bertingkat atau vertikal untuk meningkatkan jumlah tanaman. Teknik budidaya tanaman vertikultur cocok untuk daerah perkotaan dengan lahan yang terbatas. Vertikultur memanfaatkan barang bekas sebagai tempat untuk menanam. Biasanya, pipa bekas yang digunakan dikaitkan dengan tali dan digantungkan pada tembok. Media vertikultur harus kuat dan dapat dipindahkan untuk memudahkan dalam perawatan dan mencari sumber cahaya matahari.
Jenis tumbuhan yang dibudidayakan dengan teknik vertikultur harus disesuaikan dengan kebutuhan serta memiliki akar yang pendek supaya dapat menjalar pada bagian pipa saja. Pipa yang digunakan sebagai media tanam diisi dengan tanah yang bercampur kompos dan sekam dalam perbandingan yang rata. Kompos sebagai nutrisi atau pupuk pada tanaman dapat disesuaikan dengan media tanah yang digunakan. Penggunaan sekam dalam teknik vertikultur adalah sebagai penahan air agar tidak langsung jatuh keluar wadah. Tanah yang dijadikan sebagai media tanam dalam pipa, sebaiknya dibuat tidak terlalu padat supaya air dapat menyerap cepat ke seluruh permukaan tanah dan akar dapat menembus ke media tanam.
3. Aeroponik
Aeroponik adalah teknik menanam di udara yang menjadi salah satu pilihan bagi para petani milenial. Cara membudidayakannya dengan menyemprotkan nutrisi ke dalam air yang berisi larutan hara pada akar tanaman yang menggantung. Teknik aeroponik tidak menggunakan tanah dalam proses budidayanya, tetapi memerlukan udara sebagai pemberdayaan tanaman tersebut. Teknik aeroponik memudahkan para petani milenial untuk terus membudidayakan tanaman meskipun tanpa adanya lahan. Hasil tanaman dari teknik aeroponik memiliki kualitas yang baik, lebih segar, dan lebih renyah dari sayur hasil teknik yang lain. Sistem aeroponik mulai ramai diterapkan di Indonesia terutama pada daerah perkotaan dengan lahan yang kurang memadai.
Jumlah petani milenial diharapkan terus bertambah untuk menjaga sumber daya yang baik di Indonesia. Beberapa strategi yang perlu kita lakukan untuk menumbuhkan minat bagi penerus petani milenial adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan teknologi pertanian
Penggunaan teknologi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, terutama para pemuda yang menjadi harapan petani milenial. Pemanfaatan teknologi dalam pertanian menjadi hal penting agar para petani dapat termudahkan dalam urusan merawat tanaman. Kemudahan yang didapatkan dari adanya teknologi memungkinkan pertumbuhan minat milenial menjadi seorang petani.
2. Penjualan langsung
Sistem penjualan yang melewati berbagai pihak menjadikan keuntungan pada petani semakin menipis dari yang seharusnya. Hal ini menyebabkan harga dari petani dengan harga di pasaran memiliki selisih yang jauh. Oleh karena itu, kita perlu menerapkan sistem penjualan langsung dari petani ke tangan pembeli. Keuntungan petani menjadi lebih besar dan tingkat keminatan terhadap sektor pertanian akan semakin meningkat terutama bagi generasi milenial.
3. Pendidikan terhadap pertanian
Tingkat pengetahuan terhadap sektor pertanian perlu ditingkatkan untuk menghasilkan petani yang berkompeten dan andal dalam budidaya tanaman. Pengetahuan terhadap hal-hal yang berkaitan terhadap pertanian diperlukan untuk meningkatkan kualitas di bidang pertanian. Selain itu, pendidikan diperlukan untuk mengubah mindset masyarakat terhadap profesi petani yang kurang menjanjikan. Generasi milenial perlu menggalangkan jaminan terhadap kesejahteraan bagi para petani.
Petani milenial dapat mengembangkan sektor pertanian di Indonesia sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri tanpa perlu mengimpor dari luar negeri. Nah, itulah penjelasan mengenai peran petani milenial bagi kelangsungan nasib pertanian di Indonesia. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu pertanian dan perkebunan dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/74487/Teknologi-Vertikultur/
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menjadi-petani-milenial-dengan-teknologi-budidaya-tanaman/
https://paktanidigital.com/artikel/solusi-mencetak-petani-milenial/#
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76083/MENANAM--DENGAN--SISTEM--AEROPONIK/
Bagus nih buat nanem di depan kost-an
informasi yang menarik dan bermanfaat
Kayaknya nanem pake cara vertikultur ide bagus deh, bisa buat hemat lahan. Makasi Infonya gan 😏