Optimalisasi Pemantauan Tanah Longsor sebagai Strategi Mitigasi Bencana
- Marketing Mertani
- 12 minutes ago
- 5 min read

Dalam beberapa tahun terakhir, intensitas dan skala tanah longsor cenderung meningkat. Aktivitas manusia seperti pembukaan lahan tanpa analisis risiko serta pembangunan di wilayah rawan bencana semakin memperburuk kondisi lereng. Oleh karena itu, diperlukan strategi mitigasi yang lebih maju, terukur, dan berbasis teknologi.
Salah satu langkah efektif yang kini menjadi fokus utama adalah pemantauan tanah longsor. Sistem ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan kecil pada lereng sebelum berkembang menjadi bencana besar. Teknologi pemantauan ini kemudian diintegrasikan dengan LEWS (Landslide Early Warning System) untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga proses evakuasi dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.
Faktor Utama Penyebab Tanah Longsor di Indonesia
1. Curah Hujan Tinggi
Hujan deras membuat air meresap dalam jumlah besar ke dalam tanah. Semakin banyak air yang masuk, berat tanah meningkat dan daya ikat antarlapisan melemah. Jika air mencapai lapisan kedap, permukaan tanah menjadi licin dan mudah bergeser. Kondisi ini memicu pelepasan massa tanah yang kemudian meluncur mengikuti gravitasi, terutama pada lereng terjal.
2. Lereng Curam
Lereng dengan kemiringan tinggi memiliki gaya gravitasi yang lebih kuat sehingga tanah di atasnya lebih mudah meluncur. Pada kondisi tertentu, sedikit getaran atau tambahan beban dapat memicu pergerakan tanah. Tanah yang berada pada kemiringan ekstrem juga cenderung memiliki kestabilan rendah, terutama saat jenuh air. Akibatnya, longsor lebih cepat terjadi meski tanpa gangguan signifikan.
3. Tanah Kurang Padat
Struktur tanah yang gembur atau tidak padat mengurangi kekuatan penahan saat menerima tekanan. Ketika hujan turun, air mudah masuk dan memperlemah partikel tanah yang sebelumnya sudah rapuh. Tanah semacam ini mudah berubah bentuk atau meluruh, lalu bergerak mengikuti kontur lereng. Ketidakstabilan ini membuat longsor terjadi lebih cepat, bahkan pada area yang tampak stabil di permukaan.
4. Batuan Penyusun Lemah
Jenis batuan seperti lempung, pasir, atau batuan lapuk mudah terkikis dan tidak memiliki kekuatan perlekatan tinggi. Saat air merembes, batuan tersebut cepat melemah dan tidak mampu menahan beban di atasnya. Lapisan ini mudah pecah atau tergelincir, terutama ketika berada di lereng. Akibatnya, massa tanah dan batuan dapat turun sekaligus, memicu longsor besar.
5. Pengguaan Lahan Tertentu
Aktivitas manusia seperti membangun rumah, membuka lahan pertanian, atau memotong tebing dapat mengganggu kestabilan lereng. Vegetasi yang berkurang membuat akar tidak lagi mengikat tanah. Selain itu, perubahan aliran air permukaan dapat menambah tekanan pada lereng. Jika tidak dikelola dengan benar, kegiatan ini mempercepat kerusakan struktur tanah dan meningkatkan risiko longsor secara signifikan.
Fungsi Sistem Pemantauan untuk Deteksi Dini Pergeseran Tanah
Teknologi pemantauan berperan sebagai mata yang terus mengawasi kondisi lereng, memastikan setiap perubahan kecil dapat terdeteksi sebelum berkembang menjadi ancaman besar. Sensor yang dipasang mampu membaca pergeseran tanah secara detail, termasuk gerakan mikro yang tidak terlihat manusia. Dengan analisis otomatis, sistem dapat memprediksi peningkatan risiko sehingga pihak terkait dapat memahami potensi bahaya sejak dini dan mengambil langkah pencegahan cepat.
Ketika perubahan melebihi ambang batas aman, sistem akan mengirimkan peringatan dini agar petugas setempat dapat memberitahukan kepada masyarakat sehingga proses evakuasi dapat dilakukan lebih cepat dan aman. Selain itu, data pemantauan jangka panjang membantu pemerintah dalam perencanaan tata ruang yang lebih tepat. Informasi tersebut menjadi dasar menilai kelayakan hunian, menentukan zona aman, serta merancang intervensi geoteknik untuk mengurangi risiko longsor di masa mendatang.

Sensor Penting dalam Pemantauan Kestabilan Lereng
Sensor Tilt
Tilt sensor bekerja untuk mengenali perubahan kecil pada sudut kemiringan lereng yang sering kali tidak terlihat oleh mata manusia. Saat terjadi tekanan air tanah, pergeseran massa tanah, atau perubahan struktur bawah permukaan, sensor ini langsung menangkap deviasi sudut tersebut. Hasil pengukuran ini memberikan gambaran awal mengenai dinamika lereng, sehingga potensi ketidakstabilan bisa dipantau sejak dini dan langkah pencegahan dapat dilakukan sebelum kondisi memburuk.
2. Sensor Inclinometer
Sensor ini biasanya dipasang di dalam lubang bor untuk memantau perubahan struktur tanah pada kedalaman tertentu. Melalui data pergeseran yang terekam secara kontinu, analis dapat menilai arah dan besarnya pergerakan tanah, memungkinkan prediksi longsor yang lebih komprehensif serta penyiapan strategi mitigasi yang lebih tepat.
Sensor Extensometer
Extensometer berfokus pada pengukuran pertambahan panjang retakan atau celah yang muncul di permukaan tanah. Jika retakan terus meluas atau menunjukkan pertumbuhan yang cepat, itu menjadi tanda kuat bahwa daya dukung lereng sedang melemah. Sensor ini sangat penting untuk mengidentifikasi titik-titik rawan secara presisi, sehingga tindakan seperti pemasangan penahan tanah, pembatasan aktivitas, hingga potensi evakuasi dapat diputuskan berdasarkan bukti perubahan fisik yang nyata.
Contoh Daerah yang Telah Menerapkan Sistem Peringatan Dini
Salah satu daerah yang telah menerapkan sistem peringatan dini adalah Sulawesi Selatan lebih tepatnya di kabupaten Luwu. Instalasi yang dilakukan oleh Tim Mertani ke Kabupaten Luwu pada akhir Oktober hingga awal November 2025 untuk memasang Landslide Early Warning System yang bertujuan untuk memantau kondisi lereng secara real-time dengan mendeteksi perubahan kecil pada kemiringan dan kondisi tanah.
Data dari sensor dikirim ke pusat pemantauan sehingga analisis risiko longsor dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Informasi ini membantu penentuan zona rawan, penataan ruang, hingga keputusan evakuasi. Kehadiran sistem ini meningkatkan kesiapsiagaan dan meminimalkan potensi kerugian akibat longsor. Pemasangan dilakukan dengan menyiapkan fondasi, mendirikan tiang sensor, memasang sensor tilt, sensor tanah, dan sensor hujan, serta menambahkan panel surya.
Dampak Positif Bagi Keselamatan Masyarakat dan Infrastruktur
1. Mengurangi Korban Jiwa
Evakuasi dini menjadi langkah paling efektif dalam menyelamatkan nyawa saat terjadi bencana longsor. Dengan teknologi pemantauan, pergeseran tanah dapat terdeteksi sejak awal sehingga masyarakat tidak perlu menunggu tanda bahaya yang terlambat. Sistem peringatan yang cepat memberikan waktu lebih panjang bagi warga untuk menyelamatkan diri dan mengurangi potensi korban jiwa secara signifikan.
2. Perlindungan Aset dan Infrastruktur Strategis
Aset penting seperti jalan raya, jembatan, jalur logistik, hingga fasilitas publik memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat vital untuk mobilitas. Pemantauan tanah membantu mendeteksi ancaman lebih awal sehingga kerusakan besar dapat dicegah. Dengan mengetahui perubahan kondisi secara real-time, pemerintah dapat mengambil langkah pengamanan yang tepat dan menekan biaya pemulihan pascabencana.
3. Mendorong Kesadaran Masyarakat
Pemantauan tanah dan informasi bahaya membuat masyarakat lebih memahami risiko lingkungan di sekitar mereka. Kesadaran ini mendorong kepatuhan terhadap arahan mitigasi, termasuk evakuasi dan pembatasan aktivitas di area rawan. Ketika masyarakat teredukasi, upaya pencegahan menjadi lebih efektif dan kolaborasi antara warga serta petugas dapat menekan dampak bencana secara keseluruhan.

Upaya mitigasi bencana tanah longsor di Indonesia tidak boleh lagi bersifat reaktif. Dengan memanfaatkan Pemantauan Tanah Longsor berbasis teknologi modern seperti LEWS (Landslide Early Warning System), potensi kerugian jiwa maupun ekonomi dapat ditekan semaksimal mungkin. Teknologi membantu memberikan data, informasi, dan kesempatan untuk bertindak sebelum bencana menghantam.
Namun, keberhasilan mitigasi tetap membutuhkan sinergi dari pemerintah, masyarakat, hingga perangkat teknologi harus bergerak bersama. Mitigasi bukan sekadar merespons bencana, melainkan mengantisipasinya. Karena setiap detik adalah harapan baru untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of Things (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:





Comments