top of page

Mengenal Sistem Irigasi Pertanian: Jenis, Fungsi, dan Penerapannya di Lahan Pertanian

Air merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan tumbuhan dan keberhasilan pertanian. Berdasarkan penelitian, kandungan air dalam tumbuhan mencapai sekitar 80 persen dari berat kering tanaman. Tanpa ketersediaan air yang memadai, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Air memiliki peran vital dalam berbagai proses fisiologis tanaman, mulai dari fotosintesis, transpirasi, hingga transportasi nutrisi ke seluruh bagian tumbuhan.


Dalam konteks pertanian modern, kebutuhan akan pasokan air yang terkendali dan teratur menjadi semakin penting. Kondisi iklim yang tidak menentu, seperti musim kemarau yang berkepanjangan atau curah hujan yang tidak merata, menuntut petani untuk memiliki solusi pengairan yang dapat diandalkan. Di sinilah peran sistem irigasi pertanian menjadi sangat krusial dalam mendukung produktivitas lahan dan menjamin keberhasilan panen.


Pengertian Irigasi: Tujuan dan Manfaat bagi Pertumbuhan Tanaman

Irigasi adalah sistem pengaturan air atau pengairan yang digunakan untuk menunjang keberhasilan pertanian. Secara teknis, irigasi merupakan metode pengaliran air buatan yang dirancang khusus untuk memberikan pasokan air yang cukup dan terkontrol ke seluruh lahan pertanian. Sistem ini memungkinkan air dialirkan dari sumber air yang tersedia, seperti sungai, bendungan, atau sumur, menuju ke lahan pertanian sehingga kebutuhan tanaman dapat tercukupi dan tanaman dapat tumbuh secara optimal.


Tujuan utama dari sistem irigasi meliputi beberapa aspek penting. Pertama, menghasilkan tanaman berkualitas dengan memastikan adanya aliran air yang menjadi syarat hasil pertanian dapat semakin baik. Kedua, memberantas hama seperti tikus, ulat, dan wereng yang tidak akan mendekati permukaan tanah yang menggenang. Ketiga, membersihkan tanah dengan menghilangkan unsur-unsur racun di permukaan sehingga tanah kembali bersih dan subur.


Manfaat irigasi pertanian sangat beragam dan memberikan dampak positif yang signifikan. Irigasi dapat membasahi tanah, terutama pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu. Sistem ini juga memungkinkan petani mengatur waktu pembasahan tanah agar air tidak berlebihan masuk ke lahan pertanian. Selain itu, air irigasi dapat menyuburkan tanah karena adanya kandungan lumpur dan unsur hara yang dapat menyuburkan tanaman secara alami.


Jenis-Jenis Sistem Irigasi Pertanian

  1. Irigasi Permukaan

Irigasi permukaan dianggap sebagai pengairan dengan sistem perpipaan paling kuno di Indonesia. Metode ini bekerja dengan cara mengalirkan air di atas permukaan lahan yang nantinya akan meresap ke dalam tanah. Air biasanya bersumber dari sungai atau bendungan, kemudian disalurkan menggunakan pipa atau selang. Penyalurannya memanfaatkan sifat alami air yang mengalir ke tempat yang rendah, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih dahulu mendapat aliran air.

  1. Irigasi Tetes (Drip Irrigation)


    Contoh penerapan sistem irigasi jenis tetes
    Sumber: detik.com

Irigasi tetes merupakan metode yang sangat efisien dalam penggunaan air. Sistem ini menggunakan pipa-pipa kecil atau selang yang ditempatkan di dekat akar tanaman untuk menyalurkan air secara langsung. Metode ini dapat menghemat air karena menggunakan selang atau pipa yang berlubang dengan tekanan tertentu sehingga air keluar dalam bentuk tetesan. Air diatur langsung mengenai akar tanaman sehingga tidak terbuang sia-sia dan dapat mencegah pemborosan air karena penguapan dan infiltrasi.

  1. Irigasi Sprinkler


Sistem irigasi sprinkler menggunakan alat penyemprot untuk menyemprotkan air ke udara sehingga jatuh seperti hujan buatan. Air disalurkan dari sumbernya menuju lahan pertanian menggunakan pipa, namun ujung pipa di lahan tersebut dilengkapi dengan alat pencurah khusus. Metode ini lebih cocok digunakan untuk tanaman kebun, padang rumput, dan lahan berkontur karena dapat mencakup area yang lebih luas.

  1. Irigasi Bawah Permukaan

Irigasi jenis ini menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka yang dapat meresapkan air langsung ke akar tanaman dengan memanfaatkan gaya kapilaritas air. Air tidak perlu mengalir di atas permukaan, namun akar sudah bisa mendapatkan asupan nutrisi secara langsung. Metode ini umumnya digunakan pada lahan dengan drainase yang buruk atau pada tanah yang memiliki kemampuan kapiler baik.

  1. Irigasi dengan Pompa Air

Irigasi jenis ini memanfaatkan tenaga mesin pompa air untuk mengalirkan air dari sumbernya menuju ke berbagai titik di lahan pertanian. Pompa air digunakan biasanya karena sumber air berada cukup jauh atau berada di dalam sumur. Metode ini juga dilakukan ketika sumber air sungai atau bendungan mengalami kekeringan, sehingga petani mencari sumber air alternatif dari sumur dalam.


Faktor Penentu Pemilihan Sistem Irigasi

Pemilihan sistem irigasi yang tepat tidak dapat dilakukan secara sembarangan dan memerlukan pertimbangan berbagai faktor penting. Faktor geografis menjadi pertimbangan utama, di mana topografi lahan, ketinggian, dan kemiringan lahan akan menentukan jenis sistem irigasi yang paling sesuai. Lahan yang berkontur memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan lahan yang datar.


Jenis tanaman yang dibudidayakan juga mempengaruhi pilihan sistem irigasi pertanian. Tanaman padi memerlukan sistem penggenangan yang berbeda dengan tanaman hortikultura atau buah-buahan yang lebih cocok dengan sistem irigasi tetes. Kebutuhan air setiap tanaman bervariasi, sehingga sistem irigasi harus disesuaikan dengan karakteristik dan fase pertumbuhan tanaman.


Ketersediaan sumber air dan aksesibilitas terhadap sumber air menjadi faktor krusial lainnya. Jarak antara sumber air dengan lahan pertanian, kualitas air, dan kontinuitas pasokan air akan menentukan jenis sistem irigasi yang dapat diterapkan. Faktor ekonomi juga tidak kalah penting, meliputi biaya investasi awal, biaya operasional, dan ketersediaan modal petani untuk mengimplementasikan sistem irigasi tertentu.


Penerapan di Lapangan dan Efisiensi Air

Penerapan sistem irigasi di lapangan memerlukan perencanaan yang matang dan manajemen yang efisien untuk memastikan pasokan air yang memadai bagi seluruh lahan pertanian. Dalam implementasinya, petani perlu mempertimbangkan jadwal penyiraman yang teratur dengan volume air yang telah ditentukan sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi cuaca.


Efisiensi penggunaan air menjadi aspek penting dalam penerapan sistem irigasi modern. Sistem irigasi tetes dan sprinkler umumnya memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan tradisional. Penggunaan teknologi otomatisasi dan sensor kelembapan tanah dapat membantu mengoptimalkan penggunaan air dan mengurangi pemborosan.


Pengelolaan jaringan irigasi juga mempengaruhi efektivitas sistem secara keseluruhan. Jaringan irigasi level 3 yang melibatkan saluran-saluran utama dari sumber air besar menuju area pertanian yang lebih luas memerlukan koordinasi yang baik antar petani. Sementara jaringan irigasi utama yang lebih terintegrasi memerlukan perencanaan jangka panjang dan investasi yang lebih besar namun memberikan manfaat yang berkelanjutan.


Pemeliharaan rutin terhadap infrastruktur irigasi menjadi kunci keberhasilan penerapan sistem ini. Pembersihan saluran, perbaikan pipa yang rusak, dan kalibrasi alat-alat irigasi perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan sistem bekerja optimal dan memperpanjang umur pakai infrastruktur.


Sistem irigasi pertanian merupakan investasi strategis yang memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas dan keberlanjutan usaha pertanian. Pemilihan sistem irigasi yang tepat sesuai dengan kondisi lahan, jenis tanaman, dan ketersediaan sumber daya akan menentukan keberhasilan produksi pertanian secara keseluruhan.


Setiap jenis sistem irigasi memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing. Irigasi tetes cocok untuk tanaman bernilai tinggi dengan kebutuhan air yang presisi, sementara irigasi permukaan lebih ekonomis untuk tanaman pangan dalam skala besar. Teknologi modern seperti irigasi sprinkler dan sistem otomatisasi dapat meningkatkan efisiensi namun memerlukan investasi yang lebih besar.


Dalam era perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya air, penerapan sistem irigasi yang efisien bukan hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi petani, tetapi juga berkontribusi pada konservasi air dan keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis sistem irigasi dan penerapannya yang tepat menjadi kunci sukses dalam mengembangkan pertanian yang produktif dan berkelanjutan.


Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of Things (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:


Website: mertani.co.id 

Linkedin : PT Mertani


Sumber:


Comments


WhatsApp

Contact Us

Get special offers tailored to your needs!
  • YouTube
  • LinkedIn
  • Instagram
  • White Facebook Icon

Sleman, Yogyakarta 55286​

(0274) 2888 087

contact@mertani.co.id

+62 851-7337-3817 (Puspa)

© 2018 by PT Merapi Tani Instrumen

Thanks for submitting!

bottom of page