Globalisasi tidak dapat dihindari oleh setiap negara karena ketergantungan antara satu negara dengan negara lain. Tersebarnya ilmu pengetahuan dari suatu negara dapat meningkatkan integrasi nasional, sehingga tidak ada lagi batas-batas pada suatu negara. Seperti di Indonesia, globalisasi terjadi pada setiap individu dan kelompok sehingga menimbulkan relasi, ketergantungan, bahkan pengaruh terhadap berbagai pihak. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi pertanian yang begitu tinggi untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut buku Pengantar Ringkas Sosiologi: Pemahaman, Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial (Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya) (2020), proses globalisasi terjadi karena hubungan perdagangan setiap bangsa. Pada saat itu berbagai negara mengaku bahwa ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan sumber daya yang dimilikinya. Supaya kebutuhannya tetap terpenuhi, negara-negara di dunia saling terhubung untuk bekerja sama pada bidang perdagangan. Seiring berjalannya waktu, globalisasi berkembang dengan cepat melalui penyebaran agama serta ilmu pengetahuan melalui perdagangan antar negara.
Globalisasi sudah ada sekitar akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 di beberapa negara. Globalisasi merupakan suatu fenomena yang bersifat global atau menyeluruh dan dapat terjadi karena kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berkembang di segala bidang. Kemajuan dari teknologi tersebut memberikan ketergantungan pada setiap negara. Pengaruh teknologi tersebut memberikan perubahan pada gaya hidup bahkan tingkah laku manusia untuk terus berkembang. Globalisasi memberikan dampak yang signifikan pada setiap bidang seperti pada pertanian, dampak tersebut meliputi dampak negatif dan positif. Berikut kami jelaskan beberapa dampak dari globalisasi bagi pertanian yang kami rangkum dari berbagai sumber.
Dampak Positif Globalisasi pada Pertanian
Globalisasi memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia, perkembangan teknnologi yang mendorong adanya globalisasi dapat membantu para petani dalam pengelolaan tanaman. Berikut adalah dampak positif globalisasi pada pertanian di Indonesia.
Petani dapat memanfaatkan teknologi yang ada pada saat ini untuk membantu dalam menjual produk pertanian ke berbagai daerah dengan mudah.
Kemajuan teknologi oleh globalisasi dapat meningkatkan produktivitas hasil panen sehingga dapat dijangkau oleh banyak orang.
Globalisasi membuat petani mengenal teknologi modern dalam dunia pertanian, sehingga kinerja petani menjadi semakin maksimal dan mempermudah pekerjaan. Beberapa teknologi yang dikembangkan saat ini dibuat berdasarkan kebutuhan dalam perawatan pertanian seperti keperluan nutrisi tanaman. Mertani memberikan solusi untuk para petani dalam mengetahui kualitas air yang baik untuk digunakan pada perawatan tanaman.
Automatic Water Quality Monitoring Mertani memudahkan para petani untuk memilih air dengan kualitas yang baik sebagai nutrisi utama pada tanaman. Selain itu, Mertani juga menciptakan produk yang dapat membantu para petani dalam pemantauan cuaca untuk tetap menjaga tanaman yang hanya bisa hidup pada cuaca tertentu saja.
Selain Automatic Water Quality Monitoring, juga ada Automatic Weather Station Mertani yang dapat memudahkan para petani untuk memantau kondisi iklim di kebun, sehingga dapat memberikan keputusan pada tindak lanjut tanaman bahkan tenaga kerja yang dikerahkan.
4. Globalisasi yang terus berkembang karena bertambahnya kebutuhan setiap negara, membantu memperluas relasi pada setiap negara sehingga produk pertanian yang dihasilkan dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan.
5. Kemudahan dalam bercocok tanam karena adanya banyak pupuk yang dapat meningkatkan produktivitas sehingga jumlah produksi menjadi lebih beragam.
Dampak Negatif Globalisasi pada Pertanian
Selain dampak positif, perkembangan globalisasi juga memberikan beberapa dampak negatif pada bidang pertanian. Berikut adalah beberapa dampak negatif globalisasi bagi pertanian di Indonesia.
1. Musnahnya hewan yang menguntungkan karena penggunaan obat-obatan. Perkembangan globalisasi mengenalkan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemudahan dari adanya globalisasi adalah produksi obat-obatan yang digunakan untuk perawatan tanaman. Jika obat-obatan terus digunakan dalam pertanian, maka akan menimbulkan kerusakan hayati di lingkungan sekitar.
2. Penggunaan pestisida untuk pengendalian hama pada tanaman dapat menyebabkan pencemaran tanah dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan pestisida secara berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya pemanasan global.
3. Globalisasi menjadikan teknologi terus mengalami perkembangan sehingga dapat menggantikan tugas manusia. Saat tugas manusia sudah tergantikan oleh teknologi, maka lapangan pekerjaan akan berkurang atau bahkan hilang. Budaya gotong royong yang biasa diterapkan pada pertanian juga sudah mulai tergantikan oleh mesin sehingga banyak tenaga manusia sudah tidak diperlukan lagi. Saat ini, pekerjaan yang bisa dilakukan oleh manusia seperti mencangkul dan membajak sawah dengan kerbau, sudah digantikan oleh traktor yang berkekuatan mesin.
5. Berhentinya inovasi pada seluruh sistem agribisnis karena ketergantungan pada produk-produk impor. Kebanyakan produk yang dapat diproduksi di dalam negeri terpaksa perlu impor hanya karena alasan murah, seperti beberapa tanaman pangan yaitu beras, buah-buahan, dan jenis produk pertanian yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena persaingan pada setiap negara.
Globalisasi membawa dampak yang nyata bagi peradaban manusia saat ini. Salah satunya adalah dampak ekonomi yang dirasakan oleh para petani dalam negeri. Nah, itulah penjelasan mengenai impilaksi globalisasi di bidang pertanian, semoga bermanfaat! Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu pertanian dan perkebunan dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:
🔥🔥
setelah membaca ini saya langsung menjaga lingkungan
مقال جيد يضيف البصيرة في انتظار المقال التالي