Hortikultura: Pengertian, Jenis, dan Peran Informasi Cuaca Untuk Implementasi Hortikultura
- Marketing Mertani
- 4 hours ago
- 5 min read

Hortikultura selain berupa tanaman pangan juga memiliki jenis lain yang tanpa disadari sering ditemui di sekitar kita. Namun faktanya produk dari jenis tanaman hortikultura yang dapat kita nikmati sangatlah beragam dan terdiri atas beberapa jenis. Baik untuk kebutuhan pangan, pengobatan, bahkan hingga kebutuhan keindahan estetika.
Pengertian Hortikultura
Hortikultura seringkali dikaitkan sebagai tanaman yang dijadikan sebagai sumber pangan hingga medis yang bernilai ekonomi tinggi. Pengertian hortikultura adalah bagian dari pengembangan, produksi berkelanjutan, hingga pemanfaatan tanaman yang meliputi tanaman buah, sayur, tanaman obat dan hias. Manfaat pada jenis tanaman ini sangat beragam mulai dari bahan baku dalam produk makanan, obat-obatan, bahkan hingga dimanfaatkan sebagai komponen bahan baku untuk produk kosmetik.
Namun berbeda dengan tanaman perkebunan atau tanaman pangan dalam skala besar, jenis tanaman hortikultura umumnya dibudidayakan dengan intensif yang tidak selalu pada lahan luas. Selain itu, tanaman hortikultura juga dikenal sebagai jenis tanaman yang memiliki karakteristik dengan spesies yang sangat beragam.
Jenis Tanaman Hortikultura
Dari sekian banyak produk yang mungkin sudah sering kita temui, tanaman hortikultura terbagi ke dalam beberapa jenis yang meliputi:
Tanaman Buah (Frutikultura)
Jenis pada kelompok tanaman ini dapat meliputi tanaman buah-buahan di daerah tropis yang di antaranya meliputi mangga, pisang, hingga durian. Sedangkan contoh jenis tanaman di kelompok ini yang berada di daerah subtropis meliputi jeruk, apel, hinga anggur. Tanaman buah memiliki keunggulan dari segi nutrisi yang menjadi sumber vitamin ataupun serat alami. Namun lebih dari itu, jenis-jenis tanaman tersebut juga memiliki nilai ekonomi tinggi.
Pada umumnya, tanaman ini dibudidaya secara massal dan memerlukan beberapa teknik khusus. Selain itu tanaman buah berdasarkan sifatnya terdiri atas dua macam yaitu tahunan dan musiman.
Tanaman Sayuran (Olerikultura)
Kelompok tanaman ini cukup mudah untuk ditemui di lingkungan sekitar kita. Jenis tanaman sayur pada umumnya seringkali diolah sebagai bahan baku makanan yang dijadikan sebagai pendamping lauk pauk. Jenis tanaman sayuran juga terdiri atas dua macam yaitu tahunan dan musiman. Tanaman yang tergolong dalam jenis ini di antaranya adalah wortel, kangkung, bayam, petai, hingga melinjo.
Tanaman Hias (Florikultura)
Budidaya pada jenis tanaman ini berfokus pada nilai estetika pada lingkungan yang dapat berupa budidaya dalam pot maupun langsung ditanam dalam tanah. Tanaman hias tidak dapat dikonsumsi akan tetapi memiliki nilai ekonomi tinggi untuk kebutuhan hobi hingga dekorasi.
Tanaman Obat (Biofarmaka)
Sesuai dengan penamaannya, jenis tanaman ini digunakan untuk kebutuhan farmasi dan pengobatan. Tanaman obat juga seringkali disebut dengan toga yang merupakan akronim dari tanaman obat keluarga. Selain dijadikan untuk kebutuhan obat, beberapa jenis tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tambahan dalam bumbu masakan. Contoh tanaman obat di antaranya adalah kayu manis, jahe, temulawak, kunyit, serai, hingga lidah buaya.
Manajemen Air Untuk Mengoptimalkan Potensi Tanaman Hortikultura
Dalam implementasinya, untuk dapat berjalan baik dalam mengelola tanaman hortikultura tidak lepas dari dukungan faktor fundamental yang saling berkaitan. Terlebih dalam tahapan setelah penanaman benih sangat membutuhkan pemantauan, perawatan, hingga input yang tepat pada tanaman.
Manajemen air hanya satu dari sekian faktor fundamental yang akan mempengaruhi hasil ataupun produktivitas tanaman. Tantangan dari perubahan iklim juga menjadi faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk para pelaku di sektor ini agar lebih proaktif dan inovatif. Dalam hal ini, manajemen air untuk kebutuhan irigasi tanaman tidak boleh luput perhatian. Parameter dalam air yang dapat diuji dan dilakukan pemantauan dan berkaitan dengan upaya mengoptimalkan potensi tanaman di antaranya:
Konduktivitas Elektrik
Parameter ini berfungsi sebagai indikasi terhadap adanya kemungkinan kandungan garam dalam air. Dengan dilakukannya pemantauan dan mengetahui informasi akurat terhadap kandungan tersebut, petani nantinya dapat melakukan evaluasi dan koreksi terkait adanya potensi air irigasi mereka dapat menyebabkan masalah salinitas pada tanah. Kondisi ini mengingat salinitas yang tinggi dan melebihi ambang batas dapat mengakibatkan stres pada tanaman.
Tingkat pH
Parameter ini untuk menunjukan tingkat keasaman atau kebasaan dalam air yang berpotensi untuk mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan kesehatan pada tanaman. Air dengan tingkat pH di antara 6,0 hingga 8,5 dibutuhkan oleh sebagian besar tanaman untuk dapat tumbuh dengan optimal. Sedangkan air dengan kandungan pH di luar rentang nilai tersebut akan membutuhkan beberapa input atau penanganan untuk dapat mendukung nutrisi pada tanaman dapat terserap dengan baik.
Tantangan Iklim dan Upaya Adaptif Menghadapi Berbagai Kondisi Cuaca
Sektor agrikultur pada jenis tanaman hortikultura juga tidak lepas dari tantangan terhadap perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap berbagai kondisi cuaca. Pendekatan yang lebih inovatif sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan solusi yang relevan dan adaptif terhadap kondisi alam saat ini. Hal ini menjadi sangat vital mengingat perubahan iklim yang terjadi hingga saat ini telah mengubah dan mempengaruhi berbagai parameter cuaca yang dibutuhkan oleh tanaman.
Di antara beberapa parameter cuaca, temperatur atau suhu berpotensi memberikan dampak yang cukup signifikan baik dalam masa pertumbuhan dan proses fisiologis tanaman. Adapun proses fisiologis tanaman yang dimaksud dapat meliputi fotosintesis, respirasi, dan aktivitas metabolisme.
Sejauh apa pengaruh suhu temperatur terhadap pertumbuhan tanaman? Kondisi temperatur setidaknya sangat dibutuhkan untuk berkontribusi terhadap proses:
Fotosintesis yaitu ketika tanaman menggunakan sinar matahari untuk kemudian mengubahnya menjadi energi.
Respirasi yaitu proses tanaman saat memecah gula untuk melepaskan energi yang kemudian digunakan dalam pertumbuhan tanaman, pembentukan jaringan baru, dan pemeliharaan sel.
Kedua proses di atas sangat bergantung pada kondisi suhu lingkungan. Dalam mengklasifikasikan kondisi suhu untuk kebutuhan tanaman terbagi ke dalam tiga kategori yang meliputi:
Suhu Optimal
Sebagian besar jenis tanaman hortikultura rentang atau kisaran suhu yang optimal untuk prosess fotosintesis di antara 15 hingga 25°C. Dalam kondisi suhu tersebut proses biokimia dinilai dapat berlangsung secara efisien yang bermanfaat bagi tanaman untuk:
Menyerap cahaya secara optimal
Menghasilkan cukup energi untuk proses pertumbuhan
Mengatur proses metabolisme
Suhu Tinggi
Saat suhu melebihi kondisi batas pada rentang suhu optimal, hal ini berpotensi untuk menurunkan efektivitas proses fotosintesis. Sebaliknya, dengan kondisi suhu yang terlalu tinggi justru dapat meningkatkan respirasi.
Suhu Rendah
Ketika kondisi suhu lingkungan terlampau rendah akan menurunkan efektivitas baik pada proses fotosintesis maupun respirasi. Kondisi tersebut berpotensi untuk:
Pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman menurun
Gangguan penyerapan air dan unsur hara oleh akar
Pembungaan dan pembuahan dapat tertunda
Peran Informasi Data Cuaca Dalam Implementasi Hortikultura Modern
Informasi data cuaca yang akurat akan berdampak terhadap berbagai bentuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini, hasil dari inovasi teknologi IoT pada perangkat Automatic Weather Station memainkan peran vital dalam mendukung pertanian hortikultura modern yang berbasis data.
Keberadaan perangkat tersebut, bermanfaat dalam mendukung pemantauan cuaca secara otomatis dan berkelanjutan. Dengan adanya informasi data cuaca yang akurat, maka hal ini akan mendukung dalam setiap pengambilan keputusan untuk dapat dilakukan secara tepat dan terukur. Dengan demikian peluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan efektivitas operasional sangat memungkinkan untuk dicapai.
Terlebih lagi, dengan data parameter cuaca setiap input baik berupa irigasi, pupuk, hingga pestisida dapat dilakukan secara terukur sesuai kebutuhan dan kondisi aktual di lapangan. Hal ini juga berpotensi untuk meningkatkan efisiensi dalam tata kelola dan manajemen pertanian.
Mertani mengajak para stakeholder untuk dapat menyikapi tantangan perubahan iklim dengan adaptif dan inovatif. Melalui transformasi industri yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dan integrasi berbagai sensor dalam Automatic Weather Station (AWS) Anda dapat dengan mudah memantau kondisi cuaca secara aktual. Mertani telah dipercaya sebagai mitra terbaik untuk menghadirkan sistem pemantauan cuaca di berbagai sektor industri yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of Things (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:





Comments