Kualitas Udara: Parameter, Faktor Penentu, ISPU, dan Teknologi Pemantauan Kualitas Udara
- Marketing Mertani
- 1 day ago
- 4 min read

Kualitas udara berperan penting untuk menentukan kelangsungan dan menjamin keselamatan terhadap berbagai kehidupan di bumi. Tingkat kualitas udara yang baik adalah prasyarat yang harus dipenuhi untuk menyediakan lingkungan yang aman ditinggali agar tidak membahayakan bagi kesehatan.
Namun faktanya, kita juga harus menyadari jika kualitas udara yang baik tidak hanya dibutuhkan manusia. Berbagai makhluk hidup mulai dari hewan hingga tumbuhan juga membutuhkan udara yang baik. Dengan kondisi ini maka sudah semestinya kita memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk mencegah potensi degradasi lingkungan dan kualitas udara oleh berbagai aktivitas yang kita ciptakan.
Parameter Kualitas Udara
Kualitas udara yang baik dibutuhkan untuk keberadaan berbagai makhluk hidup baik manusia, hewan, bahkan tumbuhan. Udara turut menjadi salah satu tolok ukur dalam kelestarian suatu lingkungan. Pemahaman dan kesadaran yang baik terhadap pengendalian pencemaran lingkungan dari berbagai jenis polusi berperan penting untuk menjaga kualitas udara.
Dalam upaya untuk menjaga dan melindungi berbagai aktivitas yang sangat dipengaruhi oleh kualitas udara, pemerintah melalui institusi terkait telah memberlakukan sejumlah kebijakan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerbitkan peraturan Nomor P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020 yang mengatur tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
Melalui peraturan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan perhatian khusus terhadap pengendalian pencemaran udara. Mengenai ketentuan teknis seperti alat pemantau kualitas udara, perangkat pengolah data, hingga ketentuan beroperasi selama 24 jam telah tertuang di dalam peraturan tersebut.
Tentu ketentuan dan detail teknis di atas bertujuan untuk mendukung pemantauan terhadap berbagai jenis parameter udara. Sesuai dengan peraturan mengenai ISPU, setidaknya terdapat beberapa parameter kualitas udara yang meliputi:
PM 2.5
PM 10
Karbon Monoksida
Nitrogen Dioksida
Sulfur Dioksida
Ozon
Hidrokarbon
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) adalah angka yang tidak memiliki satuan yang menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu berdasarkan dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya. Dalam melakukan pemantauan dan pengukuran terkait rentang nilai ISPU membutuhkan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA).
Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien adalah perangkat yang terdiri atas perangkat pemantauan kualitas udara ambien yang beroperasi secara terus dan datanya dapat dipantau secara langsung. Melalui perangkat tersebut, akan dapat diketahui kondisi mutu udara di suatu wilayah dengan detail berdasarkan masing-masing parameter seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
Mengenai status Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) akan terbagi ke dalam 5 kategori berdasarkan rentang angka 1 hingga lebih dari 301. Berikut merupakan kategori rentang angka ISPU yang meliputi:
Kategori | Status Warna | Angka Rentang |
Baik | Hijau | 1 - 50 |
Sedang | Biru | 51 - 100 |
Tidak Sehat | Kuning | 101 - 200 |
Sangat Tidak Sehat | Merah | 201 - 300 |
Berbahaya | Hitam | ≥ 301 |
Faktor Penentu Tingkat Kualitas Udara
Kualitas udara dapat dipengaruhi oleh banyak faktor di luar faktor alamiah yang penting untuk kita sadari. Pertumbuhan populasi penduduk yang mendorong terhadap tingginya permintaan seperti pendidikan hingga pekerjaan, tanpa disadari akan mempengaruhi jenis aktivitas dan mobilitas yang berpotensi membawa dampak pada kualitas udara.
Kondisi tersebut menjadi semakin kompleks mengingat di banyak aktivitas seperti memasak hingga moda transportasi masih bergantung pada bahan bakar fosil. Dari sekian banyak faktor penentu tingkat kualitas udara, di antaranya meliputi:
Emisi dari Moda Transportasi
Masih tingginya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil menjadi salah satu sumber pencemar udara yang diakibatkan oleh emisi kendaraan. Semakin tinggi mobilitas dan semakin banyaknya kendaraan bermotor untuk transportasi hingga operasional industri berbahan bakar fosil berkontribusi pada berbagai jenis polutan yang dihasilkan.
Limbah Industri
Aktivitas produksi tidak jarang melalui proses pembakaran untuk mengolah bahan baku hingga menjadi sebuah produk. Kondisi ini memungkinkan untuk munculnya limbah dari asap industri yang mengandung berbagai jenis gas berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, hingga sulfur dioksida.
Kebakaran Hutan
Terjadinya kebakaran hutan adalah ancaman sekaligus kerugian besar bagi lingkungan. Keberadaan hutan yang berfungsi untuk menyerap dan menyimpan karbon secara alami. Hilangnya hutan yang diakibatkan oleh kebakaran berkontribusi untuk pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer dan menghasilkan berbagai jenis polutan seperti hidrokarbon, ozon, hingga nitrogen dioksida
Pemupukan Pertanian dan Perkebunan
Pemberian input pada tanaman menggunakan pupuk memang diperlukan untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan produktivitas tanaman. Akan tetapi, pemberian pupuk secara berlebih berpotensi menghasilkan amonia yang merupakan salah satu gas berbahaya.
Teknologi Pemantauan Kualitas Udara
Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, pertumbuhan berbagai jenis industri, dan tingginya mobilitas transportasi membawa pengaruh terhadap kualitas udara. Kondisi tersebut secara perlahan akan berkontribusi terhadap kualitas udara dan potensi ancaman yang dapat ditimbulkan oleh berbagai jenis polutan yang mencemari udara.
Berbagai potensi ancaman terhadap udara di sekitar kita tersebut harus disikapi dengan bijak. Dari segi pemangku kepentingan, pemerintah melalui instansi terkait telah menguatkan upaya pemantauan kualitas udara. Upaya tersebut dikuatkan pula melalui regulasi atau peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
Peraturan itu pula, yang dapat dijadikan rekomendasi dan pertimbangan bagi seluruh pelaku industri dalam upaya melindungi kawasan di dalam maupun di sekitar industri dari pencemaran udara. Implementasi teknologi pemantauan kualitas udara diharapkan mampu menjadi solusi dan langkah mitigasi terhadap berbagai potensi kerugian lingkungan serta kesehatan.
Dalam mendukung langkah antisipatif dan mitigasi terhadap risiko yang berpotensi diakibatkan oleh kualitas udara yang buruk, Air Quality Monitoring System adalah inovasi di bidang teknologi Internet of Things (IoT) yang hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Menggunakan sensor, data logger, dan terhubung dengan internet Air Quality Monitoring System menjadi solusi untuk mengakses data informasi mengenai kualitas udara secara real time, otomatis, dan bekerja secara non stop.
Mertani telah mengembangkan Air Quality Monitoring System yang telah melalui serangkaian uji kelayakan dan sesuai dengan regulasi pemerintah. Ini merupakan komitmen Mertani untuk selalu hadir sebagai bagian dari solusi dalam menghadapi tantangan iklim dan lingkungan berbasis data dengan implementasi teknologi IoT.
Mertani telah dipercaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi dalam berbagai industri dan institusi. Pengembangan produk berbasis Internet of Things (IoT) yang dimiliki oleh Mertani bermanfaat dalam melakukan pengamatan dan pemantauan cuaca, pemantauan curah hujan, pemantauan kualitas udara, pemantauan tinggi muka air, pemantauan kualitas air limbah, dan masih banyak lagi.
Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of Things (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:
Comments