Menjaga Kualitas Air Bersih: Optimalisasi Water Quality Monitoring System (WQMS) untuk Lingkungan dan Industri
- Marketing Mertani
- Aug 26
- 4 min read

Air merupakan kebutuhan pokok yang tidak tergantikan bagi manusia. Namun, di Indonesia, ketersediaan air bersih masih menjadi persoalan serius. Tiga tantangan utama yang dihadapi adalah pencemaran, sanitasi, dan distribusi. Sungai serta sumber air dibanyak wilayah tercemar oleh limbah industri, rumah tangga, dan pertanian, berdasarkan pada rekap data KLHK sejak tahun 2020 ditemukan data dengan uraian 59% sungai di 564 titik memiliki kondisi tercemar berat, kemudian 26,6% sungai tercemar sedang, dan 8,9% tercemar ringan.
Melihat pada poin sungai yang tercemar berat, terjadi penurunan presentasi sepanjang tahun 2015 ke tahun 2021 yakni dari 79,5% menjadi 59%. Sehingga dapat dilihat bahwa telah ada perubahan ke arah yang lebih baik. Hal tersebut tentunya menjadi harapan bahwa Indonesia dapat terus bertransformasi dalam mewujudkan sungai yang bersih dan asri.
Selain itu, akses sanitasi yang belum memadai membuat limbah domestik mencemari air tanah maupun permukaan. Masalah distribusi juga menambah beban, sebab air bersih tidak merata. Beberapa daerah justru memiliki kelebihan air, sementara daerah lain mengalami kelangkaan, khususnya saat musim kemarau. Kondisi ini memperlihatkan bahwa tantangan utama bukan hanya soal kuantitas air, tetapi juga kualitas yang layak dikonsumsi.
Pentingnya Kualitas Air, bukan Hanya Kuantitas
Air yang tersedia melimpah tidak otomatis aman digunakan. Kandungan zat kimia berbahaya, logam berat, atau mikroorganisme bisa membuat air tidak layak konsumsi. Menurut WHO, kualitas air yang buruk berkontribusi pada jutaan kasus penyakit diare setiap tahunnya.
Di sinilah teknologi Water Quality Monitoring System (WQMS) menjadi penting. Sistem ini memantau kualitas air secara otomatis dan real-time, sehingga pemerintah, industri, maupun masyarakat bisa mengetahui kondisi air dengan cepat.
Water Quality Monitoring System (WQMS)
Water Quality Monitoring System (WQMS) adalah sistem pemantauan kualitas air berbasis sensor yang berfungsi memastikan air tetap sesuai standar. Data yang diperoleh ditampilkan secara real-time sehingga para pemagku kepentingan bisa langsung mengetahui kondisi air. Selain itu, WQMS juga mendukung regulator dalam memastikan kepatuhan terhadap baku mutu lingkungan.
Sensor WQMS dipasang di titik-titik strategis seperti sungai, danau, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), atau sumber air baku. Sensor ini mengukur berbagai parameter kualitas air dan mengirimkan hasilnya ke pusat pemantauan melalui jaringan internet. Operator kemudian bisa mengakses data lewat dashboard digital untuk memantau tren serta segera mengambil tindakan jika ada indikasi pencemaran atau penyimpangan standar.
Parameter yang Dipantau
Salah satu industri yang memiliki karakteristik limbah yang berbeda dibandingkan sektor lainnya adalah Industri pulp and paper, sehingga parameter yang dipantau melalui sistem pemantauan kualitas air lebih beragam. Beberapa parameter utama yang diperhatikan mencakup pH, COD, BOD, dan TSS. Keempat indikator ini berfungsi menilai tingkat keasaman, kebutuhan oksigen kimiawi maupun biologis, serta jumlah padatan tersuspensi yang berpotensi mencemari badan air penerima limbah.
Selain itu, pengukuran suhu, DO (Dissolved Oxygen), dan amonia juga menjadi komponen penting dalam pemantauan. Suhu berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan, sementara DO sangat penting bagi kelangsungan hidup biota air. Jika air limbah melebihi ambang batas, dapat menimbulkan pencemaran serius dan mengganggu kualitas lingkungan, sehingga pemantauan rutin sangat diperlukan untuk memastikan standar baku mutu selalu terpenuhi.

Manfaat Implementasi WQMS di Sumber Air Baku atau IPAL
1. Pemantauan di Sumber Air Baku
WQMS berfungsi memastikan kualitas air sungai atau danau tetap terjaga sebelum masuk sistem distribusi air minum. Dengan pemantauan real-time, potensi pencemaran bisa terdeteksi lebih awal sehingga air yang dikonsumsi masyarakat tetap aman, sehat, dan sesuai standar yang berlaku.
2. Peran di IPAL
Dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), WQMS menjamin air hasil olahan memenuhi baku mutu sebelum dibuang ke lingkungan. Teknologi ini membantu mencegah pencemaran perairan dan menjaga ekosistem tetap lestari, sehingga keberlangsungan aktivitas industri dan lingkungan dapat berjalan seimbang.
3. Efisiensi Operasional
Data real-time dari WQMS memungkinkan operator mengambil tindakan cepat saat ada parameter menyimpang. Hal ini membantu mencegah kerusakan peralatan, mengurangi downtime operasional, serta menekan biaya perawatan. Sistem pemantauan otomatis ini membuat proses operasional lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
4. Kepatuhan Regulasi
Indutri wajib mematuhi standar baku mutu limbah cair. Dengan WQMS, perusahaan dapat memantau dan memastikan hasil buangan sesuai regulasi. Hal ini tidak hanya menghindarkan sanksi hukum, tetapi juga menunjukkan komitmen perusahaan terhadap peraturan pemerintah yang berlaku.
5. Keberlanjutan Lingkungan
Penerapan WQMS mendukung tercapainya praktik industri hijau (green industry). Dengan menjaga kualitas air, perusahaan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan memperkuat citra positif di mata publik. Hal ini sekaligus mendukung tanggung jawab sosial perusahaan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Contoh Penerapan di Sektor Industri dan Perkotaan
Di Sektor Industri WQMS memiliki peran penting di berbagai sektor industri. Pada industri pulp and paper, sistem ini digunakan untuk memantau limbah cair agar tidak mencemari lingkungan. Di sektor tekstil, WQMS berfungsi mengontrol kandungan pewarna dan zat kimia. Sementara itu, pada industri makanan, minuman, dan farmasi, WQMS menjaga kualitas air serta memastikan higienitas produksi.
Di Perkotaan WQMS dapat diterapkan di jaringan distribusi air PDAM untuk menjamin air layak konsumsi masyarakat. Sistem ini juga dapat dipasang di sungai yang menjadi sumber air baku serta waduk atau danau untuk mengantisipasi potensi pencemaran sejak dini, sehingga menjaga keberlanjutan pasokan air bersih.
Tantangan dan Peluang Penerapan Lebih Luas
Penerapan WQMS masih menghadapi beberapa tantangan, mulai dari keterbatasan sumber daya manusia (SDM) ahli di bidang pemantauan kualitas air hingga infrastruktur jaringan internet yang belum merata di berbagai daerah. Meski begitu, peluang pengembangan cukup besar seiring meningkatnya kebutuhan air bersih akibat pertumbuhan penduduk, diperketatnya regulasi pemerintah, serta potensi integrasi teknologi canggih.
Keberhasilan penerapan WQMS tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga kolaborasi berbagai pihak. Pemerintah berperan sebagai regulator yang mengatur standar lingkungan, industri menjadi pelaksana utama pemantauan, sementara masyarakat hadir sebagai pengawas partisipatif. Sinergi ketiganya akan menciptakan sistem pemantauan kualitas air yang efektif, berkelanjutan, dan mendukung terciptanya lingkungan yang lebih sehat.

Penerapan Water Quality Monitoring System (WQMS) adalah langkah strategis untuk menjaga kualitas air di Indonesia. Dengan memantau parameter penting seperti pH, COD, BOD, TSS, suhu, dan DO, WQMS membantu memastikan air bersih dan aman, baik di sumber air baku maupun IPAL.
Meski tantangan SDM, dan infrastruktur, peluang penerapan WQMS sangat besar. Jika pemerintah, swasta, dan masyarakat berkolaborasi, Indonesia bisa memiliki sistem pengelolaan air yang lebih baik. Dengan begitu, kualitas air bersih bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang mendukung kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of Things (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
Sumber:
Comments