Automatic Rainfall Recorder dan Ombrometer menjadi perangkat yang kini sering digunakan untuk memonitoring curah hujan. Nantinya data yang dihasilkan akan diolah untuk berbagai kepentingan, salah satunya adalah pengelolaan dalam sektor pertanian. Data curah hujan juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mitigasi bencana banjir maupun kekeringan. Jika curah hujan dengan intensitas tinggi terus turun, maka pemangku kepentingan harus waspada akan potensi terjadi banjir dari debit air sungai yang terus naik. Melalui ARR (Automatic Rainfall Recorder) dan Ombrometer, pemangku kepentingan juga dapat mengetahui adanya potensi kekeringan dengan melihat data curah hujan yang dihasilkan dari hasil monitoring perangkat. Air hujan yang turun dengan intensitas yang rendah dan terus-menerus tentunya berpotensi menyebabkan kekeringan. Oleh karenanya, adanya ARR dan Ombrometer dapat menjadi rujukan dengan data akurat dikarenakan monitoring dilakukan secara online, real-time, dan continue. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana perjalanan tim Mertani dalam melakukan proses instalasi perangkat Automatic Rainfall Recorder dan Ombrometer di Kalimantan Timur. Baca untuk informasi selengkapnya!
Mertani dan Proyek Instalasi Perangkat ARR dan Ombrometer
Belum lama ini, tim Mertani melakukan perjalanan dinas menuju Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini berlangsung selama 8 hari, yaitu mulai dari hari Minggu, tanggal 10 November sampai dengan hari Senin, tanggal 18 November 2024. Perangkat yang diinstalasi cukup banyak. Terdiri dari 4 ARR dan 6 Ombrometer. Parameter yang dipasang adalah sensor rainfall. Pada proyek instalasi kali ini, Mertani bekerja sama dengan mitra yang merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor. Instalasi keempat perangkat ARR (Automatic Rainfall Recorder) dan enam Ombrometer ini dilakukan di 6 titik lokasi, di antaranya adalah Desa Bukit Pariaman, Desa Sebuntal, Kecamatan Tabang, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Tenggarong, dan Kecamatan Samboja. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menginstalasi seluruh alat kurang lebih 8 hari lamanya. Titik instalasi yang pertama berada di Desa Bukit Pananaman dengan satu perangkat Automatic Rainfall Recorder dan satu Ombrometer. Perangkat dengan jenis yang sama yang terdiri dari satu perangkat ARR dan satu Ombrometer juga diinstalasi di Sabuntal,Tabang, dan Kota Bangun. Dua titik lokasi lainnya yakni Tenggarong dan Samboja menginstalasi masing-masng satu perangkat Omrometer.
Tujuan Instalasi Perangkat ARR dan Ombrometer
Tujuan instalasi perangkat ARR dan Ombrometer adalah untuk memonitoring curah hujan dikarenakan di titik-titik lokasi instalasi tersebut merupakan wilayah yang dekat dengan lahan pertanian. Curah hujan merupakan elemen penting dalam menunjang produktivitas pertanian. Dengan monitoring curah hujan, petani ataupun pihak yang bertanggung jawab dapat dengan mudah mengetahui pola curah hujan yang turun. Melalui data arsip pola curah hujan, petani dapat memprediksi kapan waktu yang tepat untuk memulai penanaman, pemupukan, dan bagaimana jadwal pengairan dari sistem irigasi guna mencegah lahan kekeringan maupun kelebihan air.
Keberadaan ARR ini juga dapat digunakan sebagai perangkat prediksi ketersediaan air tanah. Ini dikarenakan air hujan yang turun akan masuk ke daerah resapan yang salah satunya adalah tanah. Air hujan yang masuk ke dalam tanah ini selanjutnya disebut sebagai air tanah. Untuk prosesnya sendiri dikenal dengan infiltrasi. Semakin tinggi curah hujan yang turun ke bumi, semakin banyak pula persediaan air tanah sebagai salah satu hal penting dalam hidup manusia.
Proses Instalasi Perngkat ARR dan Ombrometer oleh Tim Mertani
Proses instalasi dimulai pada hari ketiga, yakni pada Hari Selasa, tanggal 12 November 2024 di Desa Bukit Pariaman dan Desa Sebuntal. Satu hari setelahnya, pada Hari Selasa tanggal 13 November 2024, tim Mertani mengambil jeda dalam proses instalasi dan kembali memulai proses pemasangan pada Hari Kamis, tanggal 14 November 2024 di Kecamantan Kota Bangun. Di tanggal yang sama, tim Mertani juga melanjutkan proses instalasi di Desa Sebuntal yang sempat tertunda dikarenakan beberapa faktor. Tim Mertani sempat tertahan sampai pada Hari Jum'at, tanggal 15 November 2024 dikarenakan pemindahan pagar BRC atau British Rainforced Concrete. Sedikit informasi, pagar BRC dibuat dari material besi yang telah dirangkai agar kokoh dan kuat. Setelah pemindahan pagar BRC selesai yang memakan waktu hampir satu hari itu, tim Mertani melanjutkan kembali proses instalasi di Hari Sabtu, tanggal 16 November. Pada hari itu, tim Mertani mulai melakukan instalasi ombrometer di Kecamatan Tenggarong kemudian dilanjutkan di Kecamatan Samboja. Instalasi tersebut sekaligus mengakhiri kegiatan instalasi kami di Kalimantan Timur. Setelah memastikan bahwa semua perangkat sudah terpasang dan data dapat terbaca, satu hari setelahnya yakni pada Hari Minggu, 17 November 2024, tim Mertani memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta.
Baik Automatic Rainfall Recorder maupun Ombrometer, keduanya dapat saling bersinergi untuk dapat membantu pemangku kepentingan dalam memonitoring curah hujan. Data curah hujan ini bermanfaat untuk banyak hal, salah satunya adalah sektor pertanian yang bergantung pada curah hujan. Pada sistem irigasi, penentuan waktu yang tepat untuk penanaman dan pengairan pada lahan, salah satu faktor yang dapat dijadikan acuan adalah data curah hujan. Oleh karenanya, instalasi ARR dan Ombrometer yang dilakukan oleh tim Mertani ini diharapkan dapat membantu keberlangsungan dari lingkungan dan mendukung produktivitas masyarakat setempat. Dapatkan informasi lainnya seputar ilmu lingkungan dan pertanian dengan cara mengunjungi kami di:
Website: mertani.co.id
YouTube: mertani official
Instagram: @mertani_indonesia
Linkedin : PT Mertani
Tiktok : mertaniofficial
댓글