top of page

Antisipasi Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian dengan Automatic Weather Station

Updated: Dec 27, 2022

Pada abad ke-21, perubahan iklim menjadi salah satu masalah yang serius. Melalui sebuah diskusi Intergovernmental Planet on Climate Change (IPCC), pemerintah dan para peneliti memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan yang menyimpulkan bahwa perubahan iklim bukan merupakan proses alami, melainkan intervensi dan aktivitas manusia di muka bumi. Perubahan iklim sudah sangat dirasakan oleh setiap aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah sektor pertanian.



Sektor pertanian merupakan sektor yang bertumpu pada siklus air dan cuaca untuk menjaga produktivitasnya, sehingga sektor ini sangat senstif terkena dampak perubahan iklim. Salah satu ancaman paling serius terhadap masa depan berkelajutan ketahanan pangan adalah implikasi perubahan iklim. Hal ini disampaikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

Terdapat dua aspek yang tercakup pada dampak perubahan iklim terhadap pertanain, yaitu aspek biofisika dan sosial ekonomi di mana hal ini bersifat langsung dan tidak langsung. Kestabilan bahan pangan menjadi perhatian terbesar dari dampak perubahan iklim dalam sektor pertanian, di mana perubahan iklim ini akan menyebabkan penurunan suhu air, kekeringan, pemanasan global, kekurangan kesuburan tanah, banjir, perubahan cuaca, juga berisiko gagal panen bahkan kelaparan.


Iklim Pertanian


Penerapan klimatologi sangatlah penting, mengingat kondisi iklim yang perlukan oleh setiap jenis tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan berbeda-beda. Selain itu, perlu juga penggunaan sebuah alat pemantau iklim yang dapat membantu petani melakukan pemantauan kebunnya hanya dengan menggunakan smartphone maupun PC. Alat tersebut adalah Automatic Weather Station (AWS).


Automatic Weather Station_Mertani
Ilustrasi Automatic Weather Station (Sumber: Mertani.co.id)

Automatic Weather Station (AWS) adalah perangkat yang didesain untuk melakukan pemantauan pada kondisi iklim di mana pun dan kapan pun secara otomatis. AWS dapat membantu anda dalam memastikan keputusan dalam operasional kebun yang mampu dijalankan secara tepat dan efisien. Kegiatan operasional tersebut antara lain menentukan waktu pemupukan yang tepat, akurasi kegiatan perawatan, preventive hama dan penyakit, serta berbagai manfaat lainnya yang dapat perusahaan dapatkan dari pengambilan keputusan berdasarkan data AWS tersebut.

Bagaimana? Sangat membantu, bukan?


Perubahan Iklim_Mertani
Ilustrasi Perubahan Iklim (Sumber: Beritagar.id)

Pola iklim dengan distrbusi tanaman memiliki hubungan yang erat sehingga beberapa klasifikasi iklim didasarkan pada dunia tumbuh-tumbuhan. Pemeliharaan pertama terhadap tanaman yang baru tumbuh sangat penting dalam sektor pertanian, kehutanan, dan perkebunan karena tanaman masih muda lunak dan peka terhadap kondisi iklim. Hal yang harus kalian ketahui, iklim tidak hanya memengaruhi tanaman, melainkan juga dipengaruhi oleh tanaman. Misalnya saja hutan yang lebat, hal ini menambah jumah kelembapan udara melalui transpisari, dan juga penguapan menjadi kecil karena bayangan pepohonan yang mengurangi suhu udara.


Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian


Produksi tanaman pangan menjadi dampak nyata dan serius dari perubahan iklim, terutama di wilayah pertanian yang terletak di lintang rendah. Hal ini dikarenakan adanya batas toleransi tanaman pada wilayah pertanian lintang rendah (di bawah 10 derajat celcius dan di atas 29 derajat celcius). Dalam rangka menyikapi perubahan iklim dan mengembangkan pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, Kementerian Pertanian harus memiliki rencana strategis dan menyiapkan teknologi adaptasi. Tingkat dan laju perubahan iklim sangat memengaruhi seberapa besar dampak yang diberikan pada pertanian, di satu sisi juga sifat dan kelenturan sumber daya dan sistem produksi pertanian di sisi lain.

Ada banyak dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim, seperti gagal panen yang terjadi di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah. Para petani mengeluhkan hama tanaman yang menyerang tanaman sayur mereka dan memicu peningkatan penyakit tanaman. Kepala Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Prihasto Setyanto, menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global. Selain di Jawa Tengah, gagal panen juga terjadi di Kampar, Riau.


Ilustrasi gagal panen_Mertani
Ilustrasi Gagal Panen (Sumber: Bisnis Tempo.do)

Dampak langsung dan tidak langsung yang menjadi dampak pada sektor pertanian akibat perubahan iklim dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Dampak biofisika, yang mencakup beberapa hal berikut:

  • Efek fisiologis pada tanaman, hutan, dan ternak

  • Perubahan lahan, sumber daya lahan dan air

  • Meningkatnya gangguan gulma dan penyakit

  • Pergeseran spasial dan temporal

  • Peningkatan permukaan air laut dan salinitas

  • Perubahan habitat biota laut, termasuk sumber daya perikanan laut

2. Dampak sosial ekonomi antara lain:

  • Penurunan marginal GDP sektor pertanian

  • Turunnya produktivitas dan produksi

  • Meningkatnya jumlah penduduk rawan pangan

  • Fluktuasi harga di pasar internasonal

  • Perubahan distribusi geografis rejim perdagangan

  • Migrasi dan civil unrest

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim_Mertani
Ilustrasi Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim (Sumber: Unair News)

Maka dari itu, penting bagi kita khususnya para petani untuk memerhatikan kondisi lingkungan sakitar guna mengantisipasi dan mengurangi dampak pada perkebunan saat perubahan iklim terjadi. Itulah sedikit penjelasan mengenai dampak perubahan iklim pada sektor pertanian. Ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai ilmu pertannian dan perkebunan? Anda dapat mengunjungi kami di:


Website: mertani.co.id

Instagram: @mertani_indonesia

Linkedin : PT Mertani

Tiktok : mertaniofficial




Sumber:




384 views1 comment
WhatsApp
bottom of page