Monitoring Tinggi Muka Air: Kunci Menjaga Keberlanjutan Lahan Gambut dari Ancaman Kebakaran
- Marketing Mertani
- 9 Okt
- 3 menit membaca

Indonesia dikenal sebagai negara dengan lahan gambut terluas di dunia. Sayangnya, keberadaan lahan ini sering terancam oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang hampir setiap tahun menjadi sorotan. Lahan gambut memiliki peran penting sebagai penyimpan karbon dan pengatur keseimbangan ekosistem. Namun, tanpa pengelolaan yang tepat, gambut bisa berubah menjadi sumber bencana lingkungan.
Kebakaran gambut juga menyebabkan gambut kehilangan kemampuan menampung air sehingga akan mudah terjadi kekeringan saat kemarau tiba. Dari aspek kesehatan, ribuan masyarakat terdampak menderita penyakit infeksi saluran pernapasan, iritasi mata, batuk bahkan mengancam nyawa masyarakat yang masuk dalam kategori rentan. Peneliti Harvard University menyebutkan bahwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tahun 2015 dapat menyebabkan kematian dini 100.000 jiwa bagi masyarakat Indonesia, Singapura dan Malaysia apabila tidak ada penanganan yang serius terkait api.
Hubungan Tinggi Muka Air Tanah dengan Risiko Kebakaran
Lahan gambut memiliki karakteristik unik karena terbentuk dari akumulasi bahan organik yang tidak terurai sempurna selama ribuan tahun. Sifatnya sangat dipengaruhi oleh kelembapan, sehingga keberadaan air menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitasnya. Saat kondisi tetap lembap, gambut mampu menyimpan karbon dalam jumlah besar dan berfungsi sebagai penyangga ekosistem penting, namun sifatnya berubah drastis ketika mengalami kekeringan.
Tinggi muka air tanah (TMA) menjadi penentu utama kelembapan gambut. Jika TMA berada dekat dengan permukaan, gambut tetap basah, lentur, dan relatif aman dari potensi kebakaran. Sebaliknya, saat TMA turun drastis, gambut mengering, rapuh, dan sangat mudah tersulut api. Kondisi ini semakin berisiko bila TMA turun di bawah 40 cm, sehingga pemantauan intensif mutlak diperlukan sepanjang tahun.
Teknologi Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah di Lahan Gambut
Teknologi pemantauan tinggi muka air tanah pada lahan gambut menggunakan sensor khusus yang bekerja secaraĀ real-timeĀ untuk memantau kondisi lingkungan. Sensor ini mampu mengukur tinggi muka air, kelembapan tanah, hingga curah hujan yang berpengaruh terhadap stabilitas gambut. Data yang terkumpul dikirim melalui sistem komunikasi seperti 2G, 4G, atau LTE menuju dashboard, sehingga dapat diakses dengan mudah melalui komputer maupun aplikasi Android oleh para pengelola.
Selain pemantauan, teknologi ini juga dilengkapi sistem peringatan dini yang memberikan notifikasi ketika tinggi muka air turun ke level berisiko. Dengan adanya fitur ini, langkah mitigasi bisa segera dilakukan guna mencegah kebakaran lahan gambut. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan ketepatan pengelolaan lahan, tetapi juga mendukung konservasi serta regulasi lingkungan yang berfokus pada perlindungan ekosistem gambut secara berkelanjutan.

Manfaat Data Real-Time untuk Mitigasi Bencana
Deteksi Dini Rawan Kebakaran
Data TMA real-timeĀ membantu mendeteksi lokasi titik-titik kebakaran lahan gambut yang mulai mengering sehingga bisa dilakukan pencegahan.
Mendukung Sistem Peringatan Dini
Dengan sistem peringatan dini, petugas lapangan bisadengan cepat mengambil tindakan sebelum api muncul, misalnya dengan melakukan pembasahan lahan atau patroli lebih efektif.
Pengambilan Keputusan Berbasis Data
Pemerintah, perusahaan, dan komunitas dapat menentukan strategi pengelolaan lahan dengan lebih tepat berdasarkan data ilmiah, bukan sekadar perkiraan.
Dampak Positif Bagi Lingkungan dan Masyarakat Lingkungan
Menjaga Kesehatan Masyarakat dari Asap
Dengan berkurangnya kebakaran, masyarakat tidak lagi sering terpapar kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan, terutama anak-anak dan lansia.
Mendukung Keberlanjutan Ekonomi Lokal
Petani dan pelaku usaha kecil di sekitar lahan gambut bisa tetap beraktivtas tanpa terganggu oleh asap dan kerugian ekonomi.
Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Satwa langka oranutan, harimau sumatera, dan berbagai jenis burung hutan tetap memiliki habitat alami dan terlindungi.
Pengelolaan Gambut Berbasis Data
Pengelolaan lahan gambut membutuhkan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Data tinggi muka air tanah (TMA) yang diperoleh dari teknologi pemantauan akan lebih bermanfaat jika diolah bersama untuk menentukan langkah strategis. Akademisi dapat memberikan kajian ilmiah, pemerintah menetapkan regulasi, dan masyarakat berperan dalam implementasi di lapangan, sehingga pengelolaan gambut berlangsung lebih efektif serta berkelanjutan.
Strategi tata kelola gambut berkelanjutan meliputi restorasi ekosistem, pembangunan sekat kanal, hingga pengendalian tata air dengan dukungan teknologi modern. Semua langkah tersebut harus dilakukan secara konsisten dan terukur untuk menjaga kelembapan gambut. Ke depan, pemerintah juga perlu memperkuat regulasi pemantauan TMA, mewajibkan penggunaan teknologi, serta memastikan keterbukaan data publik agar transparansi dan partisipasi masyarakat semakin terjamin.

Mertani telah dipercaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi dalam berbagai industri dan institusi. Pengembangan produk berbasis Internet of Things (IoT) yang dimiliki oleh Mertani bermanfaat dalam melakukan pengamatan dan pemantauan cuaca, pemantauan curah hujan, pemantauan kualitas udara, pemantauan tinggi muka air, hingga pemantauan kualitas air limbah.
Monitoring tinggi muka air tanah adalah kunci utama menjaga keberlanjutan lahan gambut dari ancaman kebakaran. Dengan pemanfaatan teknologi modern, data real-time, dan kolaborasi semua pihak, risiko karhutla dapat ditekan. Langkah ini bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga kehidupan masyarakat dan keberlanjutan ekonomi bangsa. Ā Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of ThingsĀ (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:
Website:Ā mertani.co.idĀ
YouTube:Ā mertani officialĀ
Instagram:Ā @mertani_indonesia
Linkedin :Ā PT Mertani
Tiktok :Ā mertaniofficial
Sumber:
Komentar