Bagaimana Cara Mengatasi Pencemaran Lingkungan?
- Marketing Mertani
- 23 Agu
- 4 menit membaca

Pencemaran lingkungan menjadi isu krusial yang nyaris dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Meningkatnya intensitas produksi pasca revolusi industri 4.0 dan laju pertumbuhan populasi penduduk adalah beberapa faktor yang berpotensi menjadi sumber penghasil dari berbagai jenis limbah.
Risiko pencemaran lingkungan yang tidak bisa dianggap remeh mengingat kondisi tersebut dapat membahayakan kesehatan dan mengancam kelestarian lingkungan. Diperlukan kesadaran publik, sinergitas antar stakeholder, dan solusi yang inovatif sebagai bentuk mitigasi terhadap potensi dampak negatif yang ditimbulkan.Ā
Terlebih lagi dengan jenis aktivitas manusia yang beragam saat ini hampir menimbulkan berbagai polemik terkait pencemaran lingkungan. Baik pencemaran udara, pencemaran air, hingga pencemaran tanah. Dengan sederet tantangan tersebut, bagaimana cara penanggulangan dan pengendalian pencemaran lingkungan dapat dilakukan?
Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah terjadinya perubahan pada faktor abiotik yang disebabkan oleh berbagai aktivitas yang melebihi batas toleransi beragam komponen dalam ekosistem biotik. Pencemaran lingkungan juga didefinisikan sebagai adanya kontaminasi oleh zat berbahaya yang ditimbulkan dari aktivitas yang berpotensi membawa dampak negatif untuk keseimbangan ekosistem, kesehatan, hingga iklim.
Pencemaran lingkungan dapat diakibatkan oleh banyak faktor, namun faktor terbesar adanya pencemaran lingkungan seringkali disebabkan oleh manusia. Dari sekian banyak aktivitas yang manusia ciptakan, berikut ini adalah contoh dampak dari aktivitas manusia yang berkontribusi terhadap terjadinya pencemaran lingkungan:
Pembakaran hutan dan lahan.
Pembuangan limbah deterjen langsung ke sungai.
Penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan.
Pengelolaan air limbah industri yang tidak optimal dan tidak sesuai regulasi.
Jenis Pencemaran dan Polutan yang Berkontribusi Terhadap Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat dipicu oleh adanya berbagai aktivitas, baik dalam skala individu maupun aktivitas industri. Meningkatnya intensitas di berbagai aktivitas tersebut akan berpotensi juga terhadap jenis limbah dan polutan yang dihasilkan. Jika dipetakan dan dianalisis secara mendalam, berikut ini adalah beberapa jenis pencemaran lingkungan:
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah pencemaran yang terjadi akibat adanya kontaminasi partikel hingga gas yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) membagi partikel dalam udara menjadi partikel dengan ukuran 2,5 mikrometer (PM2,5) dan partikel dengan ukuran 10 mikrometer (PM10).
Selain karena diakibatkan oleh kontaminasi partikel, pencemaran udara juga dapat berupa kontaminasi gas. Berikut merupakan beberapa parameter untuk mengukur dan memantau kualitas udara:
Partikulat (PM10)
Partikulat (PM2.5)
Karbon monoksida (CO)
Nitrogen dioksida (NO2)
Sulfur dioksida (SO2)
Ozon (O3)
Hidrokarbon (HC)
Pencemaran Air
Pencemaran air adalah kondisi di mana terjadi pencemaran yang disebabkan oleh adanya kontaminasi limbah cair dari aktivitas industri, domestik, hingga aktivitas pertanianĀ pada penggunaan pestisida hingga insektisida yang terlarut sehingga mencemari air.Ā
Daerah aliran sungai, danau, hingga laut berpotensi menjadi kawasan yang ekosistemnya akan terancam terhadap pencemaran air. Selain membahayakan ekosistem, pencemaran air juga berpotensi membahayakan kesehatan melalui wabah penyakit karena kualitas air buruk akibat terkontaminasi limbah.Ā
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh adanya limbah cair hingga padat yang berpotensi mengandung bahan kimia dan sulit untuk diuraikan. Beberapa contoh penyebab pencemaran tanah di antaranya seperti pupuk anorganik, pestisida, hingga deterjen.Ā
Cara Menanggulangi dan Mengatasi Pencemaran Lingkungan
Untuk mengatasi pencemaran lingkungan membutuhkan partisipasi publik melalui berbagai pendekatan. Selain itu, inovasi yang tertuang melalui kebijakan hingga teknologi juga diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan. Berikut merupakan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan:
Kesadaran dan Edukasi Publik
Membangun kesadaran melalui edukasi yang berkesinambungan mampu mendorong partisipasi publik dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Kesadaran kolektif untuk berkontribusi dalam program maupun kampanye terkait penanggulangan pencemaran lingkungan seperti daur ulang sampah, mengurangi kebiasaan menggunakan kemasan sekali pakai seperti kantong plastik, hingga mengolah sampah rumah tangga untuk dijadikan kompos dapat meningkatkan efektivitas penanggulangan pencemaran lingkungan yang baik untuk pembangunan berkelanjutan.
Inovasi Teknologi
Teknologi telah berkembang pesat dengan berbagai inovasi yang mampu berkontribusi dalam mendukung penanggulangan pencemaran lingkungan. Melalui investasi teknologi, tantangan terhadap pemantauan hingga evaluasi terhadap pemantauan kualitas air hingga pemantauan kualitas udara dapat dilakukan dengan efektif, efisien, dan juga pengukuran yang akurat melalui sensor IoT untuk mendukung real-time monitoring secara 24 jam non stop.
Dengan landasan hukum dan juga ketentuan yang diatur oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, implementasi teknologi telah diberlakukan dalamĀ Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan (SPARING)Ā untuk beberapa jenis industri tertentu, ONLIMOĀ untuk melakukan pemantauan kualitas air di daerah aliran sungai hingga danau, hingga Air Quality Monitoring System (AQMS)Ā untuk mendukung Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA).
Peraturan dan Penegakan Hukum
Dalam hal mengenai peraturan dan kebijakan, pemerintah telah memberlakukannya melalui kewenangan beberapa instansi terkait. Melalui kewenangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan setidaknya aktivitas dan jenis industri tertentu secara khusus telah diatur untuk mentaati manajemen air limbah.Ā
Ketentuan tersebut tertuang dalam Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.80/MENLKHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang SPARING dan Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor: P.8/PPKL/PPA/PKL.2/8/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemantauan Kualitas Air Secara Kontinyu, Otomatis, dan Online.
Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan yang berkelanjutan perlu diimplementasikan di banyak sektor tanpa terkecuali. Dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam banyak aktivitas, misalnya seperti smart farming akan membawa dampak yang positif untuk meningkatkan efektivitas perkebunan melalui penggunaan pupuk, pestisida, hingga air untuk irigasi dapat sesuai kebutuhan.Ā
Data informasi terkait berbagai parameter cuaca sebagai fundamental dalam konsep smart farmingĀ yang memanfaatkan sensor IoT berkontribusi untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya serta meminimalisir dampak pencemaran tanah akibat penggunaan pupuk non organik dan pestisida secara berlebihan saat memberikan input pada tanaman.
Mertani telah dipercaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi dalam berbagai industri dan institusi. Pengembangan produk berbasis Internet of Things (IoT) yang dimiliki oleh Mertani bermanfaat dalam melakukan pengamatan dan pemantauan cuaca, pemantauan curah hujan, pemantauan kualitas udara, pemantauan tinggi muka air, pemantauan kualitas air limbah, dan masih banyak lagi.Ā
Dapatkan informasi terbaru mengenai teknologi, isu lingkungan terkini, dan perkembangan Internet of ThingsĀ (IoT) dengan mengikuti aktivitas kami di:
Website:Ā mertani.co.idĀ
YouTube:Ā mertani officialĀ
Instagram:Ā @mertani_indonesia
Linkedin :Ā PT Mertani
Tiktok :Ā mertaniofficial
Sumber:Ā
Komentar